Thursday, 6 November 2008

aku menunggu hujan

Kemaren hujan turun cukup deras waktu aku mau pulang dari kampus. Karena ga bawa payung, aku cuma bisa nunggu hujan brenti dengan nggak sabar krn udah pengen banget pejamin mata untuk tidur bbrp jam membalas kekurangan tidur tadi malemnya. Di bawah tangga lobby, ada 7 atau 8 anak membawa payung dengan baju yang basah kuyup dan sedikit gemetar karena kedinginan. Selama 2 taun lebih kuliah dan mengalami berkali2 masalah dengan hujan, aku belum pernah memakai jasa mereka sebagai ojek payungku. Tapi kali ini aku berniat untuk mencoba. Dasar aku yang suka selektif pada hal2 yang ga penting, aku butuh sekitar 30 menit untuk coba memikirkan mana anak yang pantas untuk menerima uang terima kasih dariku, sampai akhirnya datang 1 anak baru dengan payung besar berwarna biru dan dengan suara lantangnya berteriak "payung!! payung!!" Entah berapa puluh kali kudengar suaranya di tengah derasnya hujan. Aku langsung tertarik pada anak itu dan langsung nyamperin dia. Akhirnya aku pun jalan di samping anak itu yang megangin payungnya untukku. Aku pikir biarin aja dia yang pegang, karena kalo aku yang pegang pasti dia kehujanan, nggak tega rasanya lihat tubuh mungilnya dihujani derasnya air. Ini sedikit percakapan yang terjadi...

aku : tiap hujan ngojek gini ya?
anak : iya
aku : bisa dapet berapa kalo ujan gini?
anak : ga tentu kak, kadang2 5ribu, 10 ribu
aku : wah lumayan juga ya
anak : iya, buat makan aja sih kak
aku : kamu sekolah nggak?
anak : iya, ini juga buat bayar sekolah
aku : kelas berapa?
anak : kelas 6
aku : udah pulang sekolah? (tanya ku dengan bingung krn wkt itu masih kurang dari jam 11)
anak : udah kak

Di tengah jalan, anak itu menyuruhku memegang sendiri payungnya dan dia berjalan di sampingku membiarkan tubuhnya kembali kehujanan.Aku cuma bisa setuju aja biarpun aku ga tau alesannya, apa dia capek pegangin payungnya, atau sekedar menghormati aku sebagai pelanggannya. Ga masalah lah pikirku dan obrolan tetep berlanjut...

aku : nama kamu siapa?
anak : apri, apriyadi kak
aku : ohh..apri..

akhirnya sampailah di tempat tujuanku...

aku : di sini aja deh, makasih ya (aku sambil ngeluarin beberapa lembar uang 2x dari tarif biasa)
cukup ga?
anak : cukup, makasih kak (sambil tersenyum senang dan tulus)

Akhirnya aku melihat Apri kembali menutup payungnya, membiarkan tubuhnya basah kuyup, dan berlari2 kecil khas anak SD yang senang bermain hujan.Aku terus memperhatikan Apri yang tetap berlari sambil beberapa kali menoleh ke arahku.

Apri, sosok kecil yang mungkin kehilangan sebagian masa kecilnya karena harus membantu membiayai hidupnya sendiri. Berbeda denganku yang menjalani masa kecilku dengan mulus, hingga sifat kanak-kanak ku masih ada sampai aku sedewasa ini, enggan bekerja walau hanya untuk memenuhi standar nilai kuliahku, apalagi kalau harus memenuhi kebutuhan hidupku seperti Apri kecil yang berhasil membuatku hatiku tersenyum.

Thanks to Apri
aku menunggu hari hujan berikutnya untuk mempelajari hidupmu lebih dekat supaya jadi pelajaran menuju kedewasaan hidupku..

1 comment:

amadea said...

bagus nes tulisannya.. masukin di ss jadi diary juga oke nihh hehe.. kapan2 nulis shoot ss dnk nes.. kan okee tuh tulisannya hehe