Friday 28 November 2008

di balik kejujuran ini..

Terkadang manusia merasa hidup dalam penjara dunia tanpa sel. Hidup terkurung tanpa bisa memilih. Hidup dengan penuh kebohongan dan penyangkalan diri. Hidup yang penuh dengan kepura-puraan. Manusia harus belajar padahal ingin bermain, manusia harus bekerja padahal ingin bersantai, manusia harus diam padahal ingin bicara, manusia harus bersabar padahal emosinya meluap-luap. Manusia harus ini dan harus itu. Harus berbuat begini dan tidak boleh begitu. Manusia terkesan hidup dalam kehidupan yang tidak diinginkannya karena hampir setiap laku manusia dikerjakan tidak sesuai dengan keinginannya.

Apakah manusia yang sering menyebut dirinya sebagai kaum intelek tidak mampu memanfaatkan keintelekannya untuk melakukan pekerjaan hidup secara jujur?

Dan di balik kejujuran ini, aku yang merasa mencintai hidup ini pun masih bertanya, "apakah kecintaanku pada hidup juga tidak mampu membawaku pergi dari kebohongan ini?"


Saturday 8 November 2008

setinggi mimpi

Papaku bermimpi punya peternakan ayam di hari tuanya nanti
Mamaku bermimpi mengantarkan cucunya ke sekolah di saat umurnya belum terlalu tua
Adikku bermimpi berpenghasilan 10 milyar tiap bulannya
Temen2ku bermimpi membangun usaha di usia muda
Aku bermimpi........

Aku ga punya mimpi..!!!
Entah karena takut terbangun dari mimpiku dan merana saat menyadari semua cuma mimpi
Atau karena aku terlalu asik menjalani hidupku yang terlihat baik-baik saja

Sampai satu hari aku punya sebuah mimpi walau tak terlalu tinggi
Banyak respon serupa saat aku coba melontarkan mimpiku
Papaku bilang pikiranku sempit
Mamaku bilang ga bisa gitu caranya
Adikku bilang "bego lo!!'
Teman2ku bilang "Dasar kaipang (kumpulan pengemis di film Yoko), susah deh mikirnya aneh"

Aku pun mulai goyah dan terombang ambing bersama mimpiku, tapi akhirnya kusadari, walau tak setinggi langit yang tak terjangkau, aku punya kerinduan untuk menggapai satu hal walau hanya setinggi mimpi, sesederhana mimpiku.
Mimpi yang aku yakin telah dititipkan kepadaku untuk kugapai demi kemuliaan namaNya.

*
insan tanpa mimpi yang bermimpi mendapat sedikit singkong atau sayuran sebagai imbalan atas jasaku kepada mereka

Thursday 6 November 2008

aku menunggu hujan

Kemaren hujan turun cukup deras waktu aku mau pulang dari kampus. Karena ga bawa payung, aku cuma bisa nunggu hujan brenti dengan nggak sabar krn udah pengen banget pejamin mata untuk tidur bbrp jam membalas kekurangan tidur tadi malemnya. Di bawah tangga lobby, ada 7 atau 8 anak membawa payung dengan baju yang basah kuyup dan sedikit gemetar karena kedinginan. Selama 2 taun lebih kuliah dan mengalami berkali2 masalah dengan hujan, aku belum pernah memakai jasa mereka sebagai ojek payungku. Tapi kali ini aku berniat untuk mencoba. Dasar aku yang suka selektif pada hal2 yang ga penting, aku butuh sekitar 30 menit untuk coba memikirkan mana anak yang pantas untuk menerima uang terima kasih dariku, sampai akhirnya datang 1 anak baru dengan payung besar berwarna biru dan dengan suara lantangnya berteriak "payung!! payung!!" Entah berapa puluh kali kudengar suaranya di tengah derasnya hujan. Aku langsung tertarik pada anak itu dan langsung nyamperin dia. Akhirnya aku pun jalan di samping anak itu yang megangin payungnya untukku. Aku pikir biarin aja dia yang pegang, karena kalo aku yang pegang pasti dia kehujanan, nggak tega rasanya lihat tubuh mungilnya dihujani derasnya air. Ini sedikit percakapan yang terjadi...

aku : tiap hujan ngojek gini ya?
anak : iya
aku : bisa dapet berapa kalo ujan gini?
anak : ga tentu kak, kadang2 5ribu, 10 ribu
aku : wah lumayan juga ya
anak : iya, buat makan aja sih kak
aku : kamu sekolah nggak?
anak : iya, ini juga buat bayar sekolah
aku : kelas berapa?
anak : kelas 6
aku : udah pulang sekolah? (tanya ku dengan bingung krn wkt itu masih kurang dari jam 11)
anak : udah kak

Di tengah jalan, anak itu menyuruhku memegang sendiri payungnya dan dia berjalan di sampingku membiarkan tubuhnya kembali kehujanan.Aku cuma bisa setuju aja biarpun aku ga tau alesannya, apa dia capek pegangin payungnya, atau sekedar menghormati aku sebagai pelanggannya. Ga masalah lah pikirku dan obrolan tetep berlanjut...

aku : nama kamu siapa?
anak : apri, apriyadi kak
aku : ohh..apri..

akhirnya sampailah di tempat tujuanku...

aku : di sini aja deh, makasih ya (aku sambil ngeluarin beberapa lembar uang 2x dari tarif biasa)
cukup ga?
anak : cukup, makasih kak (sambil tersenyum senang dan tulus)

Akhirnya aku melihat Apri kembali menutup payungnya, membiarkan tubuhnya basah kuyup, dan berlari2 kecil khas anak SD yang senang bermain hujan.Aku terus memperhatikan Apri yang tetap berlari sambil beberapa kali menoleh ke arahku.

Apri, sosok kecil yang mungkin kehilangan sebagian masa kecilnya karena harus membantu membiayai hidupnya sendiri. Berbeda denganku yang menjalani masa kecilku dengan mulus, hingga sifat kanak-kanak ku masih ada sampai aku sedewasa ini, enggan bekerja walau hanya untuk memenuhi standar nilai kuliahku, apalagi kalau harus memenuhi kebutuhan hidupku seperti Apri kecil yang berhasil membuatku hatiku tersenyum.

Thanks to Apri
aku menunggu hari hujan berikutnya untuk mempelajari hidupmu lebih dekat supaya jadi pelajaran menuju kedewasaan hidupku..

Friday 24 October 2008

ketika hidup harus berbagi

Blogspot...

Udah beberapa orang nyuruh aku bikin blog di blogspot ini, dan waktu itu aku jawab dengan tegasnya 'males ahh, di friendster aja enakan' dan saat itu emang ga pernah kepikiran untuk nulis di sini..hehe..konservatif, keras kepala, kaya batu, tapi akhirnya luluh juga. Tulisan ini saksinya hehehe..

Awal aku nulis blog emang di friendster, cuma iseng, ga kepikiran bakal dibaca banyak orang, tapi gara2 ada 2 temen berinisial M dan A yang ngomongin tulisanku di blog, jadi agak heboh, ga gitu seneng sih sebenernya, aku ga suka terekspos, ga suka keliatan ama orang, semua yang aku tulis cuma untuk koleksi pribadi yang bisa jadi pengingat lagi nanti2nya, tapi ya apa boleh buat, nasi udah jadi bubur, biar enak dimakan ya diterusin aja tambahin ayam ama cakwe jadi bubur ayam..kayanya enak juga deh..

Dan ketika hidup harus berbagi, rangkaian huruf ini akan menjadi bagian dari hal yang kubagikan..