Wednesday 25 August 2010

Bloody Heart

Di sebuah laboratorium bersama seorang professor...

"Pakai jas putihmu"

"Buat apa?"

"Kita akan mengerjakan sesuatu"

"Tapi kan ga ada orang selain kita berdua, Prof"

"Seorang diri pun tetap harus pakai jas itu. Jas itu dipakai bukan untuk dilihat orang, tapi untuk melindungi tubuhmu"

"Hhhh..ok"

"Setelah itu, lakukan tugasmu"

"Mana HCl Alkoholnya?"

"Itu sudah tersedia di tabung," katanya sambil asik memperhatikan mikroskop

"Mana? Nggak ada," jawabku sambil mencari-cari

"Ada"

"Nggak ada"

"Ada"

"Hhhh..nggak ada, Prof. Coba liat dulu deh," kataku mendekati meja mikroskopnya

"Saya yang mempersiapkan, saya nggak perlu cek lagi untuk memastikan cairan itu ada"

"Tapi Anda pelupa"

"Tidak untuk kali ini. Lihat di tabung kedua di mejamu," katanya tanpa bergerak sedikitpun dari mikroskopnya

"Oh iya ada, maaf Prof, warnanya bening, hampir tidak terlihat"

"Hahaha. Tambahkan safranin"

"Hah? Buat apa?"

"Supaya kamu bisa melihatnya"

"Ga usah, sekarang kan udah lihat"

"Tambahkan saja sedikit"

"Takut meledak ah"

"Hahaha. Kalau begitu biarkan saja bening. Seperti hatimu"

"Hah??"

"Hatimu bening. Seolah-olah kosong walaupun ada isinya"

"Mungkin"

"Biarkan hal-hal buruk menyayat hatimu"

"Sakit"

"Iya sakit, tapi setelah itu hatimu berdarah"

"Ga mau"

"Ciri-ciri hati yang sehat harus berdarah"

"Hmmm..."