Monday 23 February 2009

aku, manusia berdosa

Berawal dari sebuah tugas membuat artikel untuk buletin Shiningstar yang mengambil tema tentang Paskah, selama beberapa hari aku mencari2 data yang tepat dan akurat sebagai sumber tulisanku.
Seperti biasa, kukerjakan tugas itu dengan serius supaya nggak lewat deadline. Tanpa kusangka, aku menemukan sebuah tulisan tentang penderitaan Yesus sebelum mati di salib. Kalo tentang peluh Yesus yang berdarah saat Dia berdoa, atau dicambuknya tubuh Yesus, itu udah kubaca berulang kali, tentang tangan dan kaki Yesus yang dipaku juga udah biasa. Tapi kali ini, entah kenapa ada sebuah artikel yang menceritakan secara rinci peristiwa penyaliban Yesus itu dan membuatku terenyuh.
Biasanya tangan dan kaki orang yang disalib hanya diikat pada salib, tapi Yesus, tangan dan kakiNya dipaku, lalu salib ditegakkan (diberdirikan), maka paku itu adalah satu2nya benda yang digunakan untuk menahan SELURUH beban tubuhNya. Bayangkan betapa sakitnya DIA di atas sana. Ini belum seberapa. Setelah itu kaki salib dimasukkan ke sebuah lubang penyangga yang disediakan dan tentara Romawi mengerjakan itu tanpa perasaan sehingga salib terguncang dan ahhhhh...kira2 sakit seperti apa yang Yesus rasakan??? Tapi penderitaanNya belum berakhir di situ. Karena Yesus harus mempertahankan tubuhnya yang hanya tersangga oleh paku di kaki dan tangannya dan menahan sakit yang luar biasa, DIA mengalami kesulitan bernapas. Awalnya aku nggak tau apa yang menyebabkan itu dan aku mulai mencarinya dari sisi medis. Kutemukan jawabannya. Untuk menahan sakit dan mempertahankan posisi tubuhNya, Yesus pasti mengkontraksikan (mengencangkan atau apa lah bahasanya) SELURUH otot tubuhnya sehingga hanya sedikit sekali sisa tenaga yang bisa digunakan untuk memperkerjakan otot pernapasan. Aku tau setelah mencoba mempraktekkan, dan hal ini membuatku meneteskan air mata. Cobalah praktekkan hal ini. SUNGGUH sulit untuk bernapas dengan normal saat semua otot berkontraksi.

Sakit tak tertandingi diambilNya untuk membebaskanku.
DIA telah melunasi hutangku!!!
Tanpa mengharapkan apa pun, kecuali hidupku.

aku, manusia berdosa

1 comment:

Nirmala said...

Bener nes, dan dengan pengorbanan yang sebesar itu, kadang kita masih meragukan kasihNya...