Wednesday, 19 January 2011

Garis Lurus


APNOE!

Resusitasi jantung-paru!

Entah apa yang diharapkan dari kemampuan seorang dokter muda.
Tapi apa boleh buat, bermodalkan sisa teori yang mengendap dan tenaga yang kuat.
Tekan dada sedalam 3-4cm dan biarkan udara masuk sesekali.
Tanpa harapan suatu yang baik akan terjadi karena cukup mengenal kondisi, terus kerjakan perintah sesuai prosedur, namun dengan hati yang bergumul.

Dalam kelelahan fisik dan kegalauan hati, seorang dokter muda memanjatkan sedikit doa, "Tuhan, tolong.."

Tidak ada reaksi, nadi kosong, masih ada kah dia?
EKG!
Garis lurus.
Maaf.

Tertinggal satu tanya "sejauh mana kehidupan harus dipertahankan?"

Catatan seorang dokter muda,
Emergency room
18 Januari 2011
22.05

Wednesday, 25 August 2010

Bloody Heart

Di sebuah laboratorium bersama seorang professor...

"Pakai jas putihmu"

"Buat apa?"

"Kita akan mengerjakan sesuatu"

"Tapi kan ga ada orang selain kita berdua, Prof"

"Seorang diri pun tetap harus pakai jas itu. Jas itu dipakai bukan untuk dilihat orang, tapi untuk melindungi tubuhmu"

"Hhhh..ok"

"Setelah itu, lakukan tugasmu"

"Mana HCl Alkoholnya?"

"Itu sudah tersedia di tabung," katanya sambil asik memperhatikan mikroskop

"Mana? Nggak ada," jawabku sambil mencari-cari

"Ada"

"Nggak ada"

"Ada"

"Hhhh..nggak ada, Prof. Coba liat dulu deh," kataku mendekati meja mikroskopnya

"Saya yang mempersiapkan, saya nggak perlu cek lagi untuk memastikan cairan itu ada"

"Tapi Anda pelupa"

"Tidak untuk kali ini. Lihat di tabung kedua di mejamu," katanya tanpa bergerak sedikitpun dari mikroskopnya

"Oh iya ada, maaf Prof, warnanya bening, hampir tidak terlihat"

"Hahaha. Tambahkan safranin"

"Hah? Buat apa?"

"Supaya kamu bisa melihatnya"

"Ga usah, sekarang kan udah lihat"

"Tambahkan saja sedikit"

"Takut meledak ah"

"Hahaha. Kalau begitu biarkan saja bening. Seperti hatimu"

"Hah??"

"Hatimu bening. Seolah-olah kosong walaupun ada isinya"

"Mungkin"

"Biarkan hal-hal buruk menyayat hatimu"

"Sakit"

"Iya sakit, tapi setelah itu hatimu berdarah"

"Ga mau"

"Ciri-ciri hati yang sehat harus berdarah"

"Hmmm..."

Saturday, 8 May 2010

aku menang..^^

Entah untuk ke berapa kalinya aku yakinkan diriku bahwa aku tidak pantas meraih keberhasilan ini, tanpa menyadari siapa yang sebenarnya berhak menentukan keberhasilanku.
Begitu banyak kesalahan dan kegagalan yang kuperbuat memang mebuatku yakin bahwa aku bukan salah satu orang yang pantas berhasil.
Aku jadi berpijak di atas pikiran ku sendiri tanpa menyadari siapa yang sudah sejak dulu menjadi pondasi di atas pijakanku. Seolah-olah aku bukan orang beriman yang berusaha berdiri sendiri atas semua usahaku, tidak memberi sedikit pun celah kepada apa yang orang sebut sebagai anugerah.
Di ujung pijakanku, sebelum pijakan itu runtuh, aku hanya mendengar bisikan lembut...
‘Kegagalanmu tidak cukup besar untuk mengalahkanKu dan memberi kemenangan ini untukmu.........’
Dan aku berhasil.
Bukan atas kerja otakku, bukan karena kerja kerasku.

Aku tau iman tidak perlu pembuktian, tapi Dia telah membuktikannya padaku..
dan suatu saat, padamu juga..


*didedikasikan kepada Dia yang mempunyai begitu banyak anugerah..

Monday, 20 July 2009

kasih atau KASIH ???

Merenungi kekejian oleh satu manusia terhadap manusia lainnya...

Kekejian pertama yang dilakukan manusia adalah sebelum manusia itu sendiri terbentuk, bahkan disebut janin pun belum cukup waktu. Jutaan spermatozoa berlarian menuju ovum, tetapi hanya satu yang ter-HEBAT lah yang mampu sampai ke ovum, membenamkan kepalanya, lalu melepaskan ekornya, sedangkan jutaan sel sperma lain terpaksa mati begitu saja. Maka secara tiidak langsung, kekejian itu adalah MEMBUNUH jutaan bakal manusia lainnya.

Benarkah sejak awal manusia memang tercipta sebagai makhluk yang keji?
Makhluk yang egois?
Mampukah KASIH mengubah status keji manusia?
Kasih yang seperti apa?
Kasih bagaimana?
Butuh seberapa besar kasih?

Hanya butuh kasih?
Atau harus dengan KASIH?

Sunday, 21 June 2009

AMAN=MEMBIUS

Semakin lama, hidup ini terasa semakin tidak nyaman.
Tumpukan permasalahan, kekhawatiran akan masa depan, dan mimpi-mimpi yang belum tergapai, kurasa merupakan sumber dari ketidaknyamanan itu.
Teringat kata banyak orang 'hidup itu tergantung bagaimana cara kita memandangnya,' berulang kali aku coba untuk berusaha merasa semuanya baik-baik saja dan tetap tidak kutemukan kenyamanan itu.
Sekarang, tak akan lagi kucari kenyamanan itu.
Aku mengerti, apabila hidup terasa nyaman, saat itu adalah waktu paling tidak aman dalam hidup.
Karena HIDUP MEMANG TIDAK PERNAH AMAN-AMAN SAJA, KECUALI KITA MEMBIUS DIRI.

membius = 1 menjadikan tidak sadar; 2 membuat terlena*
* Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sunday, 7 June 2009

mauNya apa sih??!!!!!

mau apa sih???
mau A apa B?
atau A dulu baru B?
apa langsung ke B aja?

kalo ngomong yang jelas dong!!
PARAHHH!!!
gelisah amat sangat..
tersiksa kaliii kaya gini terus..

Tolong banget..tolong..
Tolong ngomong yang jelas..
Sekali aja..
Sebentar aja..

aku pasti taat.....

Monday, 23 February 2009

aku, manusia berdosa

Berawal dari sebuah tugas membuat artikel untuk buletin Shiningstar yang mengambil tema tentang Paskah, selama beberapa hari aku mencari2 data yang tepat dan akurat sebagai sumber tulisanku.
Seperti biasa, kukerjakan tugas itu dengan serius supaya nggak lewat deadline. Tanpa kusangka, aku menemukan sebuah tulisan tentang penderitaan Yesus sebelum mati di salib. Kalo tentang peluh Yesus yang berdarah saat Dia berdoa, atau dicambuknya tubuh Yesus, itu udah kubaca berulang kali, tentang tangan dan kaki Yesus yang dipaku juga udah biasa. Tapi kali ini, entah kenapa ada sebuah artikel yang menceritakan secara rinci peristiwa penyaliban Yesus itu dan membuatku terenyuh.
Biasanya tangan dan kaki orang yang disalib hanya diikat pada salib, tapi Yesus, tangan dan kakiNya dipaku, lalu salib ditegakkan (diberdirikan), maka paku itu adalah satu2nya benda yang digunakan untuk menahan SELURUH beban tubuhNya. Bayangkan betapa sakitnya DIA di atas sana. Ini belum seberapa. Setelah itu kaki salib dimasukkan ke sebuah lubang penyangga yang disediakan dan tentara Romawi mengerjakan itu tanpa perasaan sehingga salib terguncang dan ahhhhh...kira2 sakit seperti apa yang Yesus rasakan??? Tapi penderitaanNya belum berakhir di situ. Karena Yesus harus mempertahankan tubuhnya yang hanya tersangga oleh paku di kaki dan tangannya dan menahan sakit yang luar biasa, DIA mengalami kesulitan bernapas. Awalnya aku nggak tau apa yang menyebabkan itu dan aku mulai mencarinya dari sisi medis. Kutemukan jawabannya. Untuk menahan sakit dan mempertahankan posisi tubuhNya, Yesus pasti mengkontraksikan (mengencangkan atau apa lah bahasanya) SELURUH otot tubuhnya sehingga hanya sedikit sekali sisa tenaga yang bisa digunakan untuk memperkerjakan otot pernapasan. Aku tau setelah mencoba mempraktekkan, dan hal ini membuatku meneteskan air mata. Cobalah praktekkan hal ini. SUNGGUH sulit untuk bernapas dengan normal saat semua otot berkontraksi.

Sakit tak tertandingi diambilNya untuk membebaskanku.
DIA telah melunasi hutangku!!!
Tanpa mengharapkan apa pun, kecuali hidupku.

aku, manusia berdosa